Sabtu, 03 September 2011

Pura Parahyangan Agung Jagatkarttya Taman Sari Gunung Salak, Simbol Kerajaan Padjajaran (Jawa Barat)

Sampurasun,...
Om awignam astu namas sidam
Bhakti hamba pada karuhun
Leluhur ditanah Sunda
Yang menyatukan kami sejagat
Dumogi rahayu parahyangan Gunung Salak....
PROFIL 
Nama: Pura Parahyangan Agung Jagatkarttya Taman Sari Gunung Salak
Lokasi: Gunung Salak, Kampung Warung Loak, Desa Taman Sari, Kel, Ciapus, Bogor - JAWA BARAT
Status: Pura umum

Gunung Salak memang sulit untuk didaki. Itu tidak lepas dari sisi-sisi mistis yang menyelimutinya. Dan, ada sisi lain yang membuat gunung ini semakin disegani. Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran yang paling masyhur, pernah berada di gunung itu. Buktinya, sebuah tempat ibadah berdiri setelah sang prabu menurunkan wangsitnya.

Sejarah Hindu di tanah Sunda
Belum ada literatur yang bisa memastikan kapan agama Hindu masuk ke wilayah Jawa Barat. Tapi setidaknya telah ditemukan sejumlah bukti peninggalan Kerajaan Hindu di Jawa Barat yakni Tarumanegara dengan rajanya yang terkenal Purnawarman.
Gerbang masuk utama Pura
Sebagian peninggalan itu diantaranya kini tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Jejak kaki sang raja bahkan tercetak pada sebuah batu yang lalu dikenal sebagai prasasti Ciaruteun.
Pura yang menyatu dengan alam.
Jejak kaki Raja Purnawarman ini diibaratkan seperti telapak kaki Dewa Wisnu, salah satu dewa umat Hindu. Di Museum Nasional juga terdapat prasasti Tugu. Prasasti Hindu tertua yang ditemukan di Pulau Jawa.
Dalam prasasti Tugu yang diperkirakan berasal dari tahun 450 Masehi ini misalnya, penunjukkan Prabu Purnawarman dari Tarumanegara pernah memerintahkan penggalian saluran terusan sungai dari Bekasi ke Pelabuhan Sunda Kelapa untuk sistem pengairan dan membuka jalur pelayaran ke pedalaman.
Pada akhir abad ke VII, Kerajaan Tarumanegara diduga hancur takluk pada Kerajaan Sri Wijaya. Baru pada awal abad ke 14 hadir kembali Kerajaan Hindu Sunda yang cukup kuat dibawah kepemimpinan Prabu Siliwangi. Yakni Kerajaan Padjadjaran dengan ibukotanya terletak disekitar Pakuan yang kini dikenal sebagai kota Bogor.

Tempat Prabu Siliwangi Menghilang
Candi untuk menghormati Prabu Siliwangi beserta para prajuritnya yang konon menjelma menjadi Macan yang menjaga tanah Sunda.
Konon, dulu sering ada hal-hal gaib yang terjadi di wilayah ini yang berhubungan dengan Prabu Siliwangi, raja masyur dari Kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat. Ada yang percaya di tempat Pura ini berdiri adalah tempat Prabu Siliwangi menghilang bersama para prajuritnya. Hingga akhirnya sebelum membangun pura, umat Hindu lalu memutuskan untuk membangun terlebih dulu candi dengan patung macan berwarna putih dan hitam. Sebagai penghormatan terhadap Kerajaan Padjadjaran, Kerajaan Hindu terakhir di tanah Parahyangan.

Wangsit Prabu Siliwangi
Lukisan yang menggambarkan sosok Prabu Siliwangi.
"Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tetapi hanya pada waktu tertentu saja dan saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu dan membantu yang susah, tapi hanya mereka yang baik budi pekertinya. Apabila aku datang tak akan terlihat; apabila aku berbicara tak akan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan wewangian. Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang menghilang (ngahyang) bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar (batin yang kuat). Namun sayang yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong bahkan berlebihan bicaranya."


dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar