Pandita asal Jawa yang dilahirkan 64 tahun lalu itu merupakan pandita yang tak kenal lelah dalam membina umat Hindu Jawa, khususnya Jawa Tengah. Abhiseka “Patrakusuma Keniten” sebagai nama diksa, karena beliau adalah penerus leluhur beliau dari pasraman keluarga besar Patrakusuma Keniten (pada jaman Kediri); yang merupakan keturunan raja Kediri, Prabu Jayabaya. Ketika belum melaksanakan dwijati, beliau dikenal dengan nama Romo Munaji yang malang melintang di Jawa. Sang Romo memang mengagumkan, tak pernah jauh dari umatnya, selalu hadir dalam pertemuan, terutama dalam setiap forum-forum pemuda Hindu.
Meninggal Di Jakarta
Senin Pon Wuku Ugu, 26 April 2004, pukul 23.13, Romo Pandita Rsi Gunawan Patrakusuma Keniten telah meninggalkan kita untuk selamanya. Beliau wafat setelah dirawat selama kurang lebih 3 bulan di RS Dharmais, Jakarta. Tahun sebelumnya, Pandita Istri telah lebih dahulu meninggalkan kita selamanya, dan tahun ini kembali umat Hindu Nusantara kehilangan putra terbaiknya, dengan meninggalkan keteladanan dan semangat juang luar biasa.
Dengan kerjasama berbagai tokoh dan masyarakat Hindu di Jakarta, upacara perabuan dilaksanakan pada Selasa Wage, 27 April 2004 di Krematorium Cilincing, Jakarta Utara. Dengan iringan musik gamelan angklung dan kidung pralina Jawa karya Adi Suripto, hadir ratusan umat Hindu berbagai etnis dari wilayah-wilayah se- Jabotabek mengiringi jalannya upacara itu.
Pada saat atman telah meninggalkan jasad-pun, Romo masih memberikan kejutan dan kesan tak terlupakan, karena pada saat jasad Romo dikremasi, tulang diatas mata ketiga tertulis jelas huruf Jawa Kuno, tak jauh dari dugaan, sebagai bukti pemuja Tuhan yang tekun, sehingga berkenan memberikan huruf-huruf sucinya, yang tak terhapuskan oleh Sang Agni.
http://hindunusantara.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar